Hukum Persepsi

Saat membaca salah satu hukum Marketing yang dikemukakan oleh Jack Trout dan Al Ries, saya teringat tentang Linux vs Microsoft.

THE LAW OF PERCEPTION: “Marketing is not a battle of products, it’s a battle of perceptions.”
a. All that exists in the world of marketing are perceptions in the minds of the customers.
b. The perception is the reality. Everything else is an illusion.
c. It is what people think about the brand that makes it a winner or a loser. They believe what they want to believe.

Saat menjelaskan Linux kepada masyarakat, saya banyak menemui betapa para advokator Linux mati-matian menjelaskan fungsi dan keunggulan Linux, baik dalam harga, keamanan, kemandirian dan sebagainya yang menyangkut fungsionalitas ataupun hal-hal lain.

Tapi pernahkah dipikirkan apa yang sebetulnya menjadi persepsi masyarakat terhadap Linux. Bagaimana mengubah persepsi yang negatif dan memperkuat persepsi yang positif.

Persepsi positif: stabil (jarang restart), aman (hampir tidak pernah kena virus).

persepsi negatif: sulit, banyak hardware yang belum didukung.

persepsi yang bisa positif dan bisa negatif: hanya untuk hobbyist/para ahli, gratis.

Jika sudah dipetakan persepsi tersebut, maka yang perlu dilakukan adalah memperkuat yang positif . Untuk kestabilan, perlu diadakan kontes paling lama uptime mesin Linux. Untuk keamanan, perlu diadakan sayembara membuat virus Linux. Atau sebaliknya (ini bukan saran. Efek diluar tanggung jawab penulis), tips and trick membuat virus di Windows dalam 5 menit.

Untuk persepsi negatif, bisa diatasi dengan informasi atau panduan. Misalnya panduan resmi bagaimana menginstal berbagai macam printer di berbagai macam Linux. Atau informasi, jika ada vendor yang menyatakan dukungan driver terhadap Linux harus diekspos habis-habisan.

Untuk persepsi tengah-tengah, harus diplot sedemikian rupa sehingga menjadi positif. Misalnya bahwa Linux untuk para hobbyist, digetoktularkan kalau sudah memakai Linux itu berarti jago, dipuji sebagai orang yang memiliki kemampuan IT di atas rata-rata 🙂 Jangan lupa, perception is reality.

Terakhir, jika dari awal sudah ketemu orang yang antipati, lebih baik jangan dilayani. Cari saja orang yang belum pernah mendengar Linux sama sekali, bahkan belum pernah memakai komputer sama sekali. Dan sebarkan ajaran Linux untuk mereka … 🙂

Satu tanggapan pada “Hukum Persepsi

  • Agustus 29, 2008 pukul 9:48 pm
    Permalink

    jadi marketing itu defence daripada perseption, so kalau power di gedein di perseption apakah produk nya akan besar, atau sama aja. atau malah equal dari pada itu.

    cause setahu saya marketing itu dari sentence market bukan perseption cuman beda dalam implementasi di pasar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *