Bisnis E-Hate

E-hate atau ehate dapat diterjemahkan sebagai seseorang atau sekelompok orang yang dibenci oleh komunitas online atau turunannya. Demikian definisi menurut urban dictionary. Dengan adanya media sosial, kecintaan dan kebencian terhadap sesuatu semakin teramplifikasi. Seperti memperoleh loudspeaker, dan semua orang berlomba-lomba menyatakan kecintaan atau kebenciannya.

Sesuatu yang meilibatkan emosi, akan selalu diingat orang. Memang demikian cara kerjanya. Semakin emosi terlibat (terlalu cinta atau terlalu benci), semakin sulit untuk dilupakan. Sehingga, topik-topik yang mengundang kebencian, sudah dipastikan banyak peminatnya. Dan begitu ada kerumunan, disitu ada pemasang iklan.

Di kalangan praktisi iklan, judul yang provokatif seringkali dipakai untuk menarik perhatian. Sudah dari dulu mereka menyadari itu. Semakin provokatif, semakin mengundang perhatian. Itulah mengapa, e-hate menjadi trend dan tumbuh subur di kalangan media sosial. Bagi para oportunis, ini adalah ladang untuk meraup uang.

Namun sayangnya hal ini kurang disadari oleh banyak pengguna media sosial seperti facebook atau twitter. Mereka terbawa emosi, menyebarkan, bahkan ikut mengomentari negatif (tidak sedikit pula yang positif berlebihan).

e-hate

Sumber gambar: http://www.pecros.com/2015/01/bisnis-e-hate-bisnis-online-menyebar.html

Tidak ada tips khusus dari saya bagaimana menghentikan ini. Jika bisa, tidak perlu baca koran atau sosial media. Cukup sesekali aja menengok jika ada kebutuhan. Anda tidak akan mati meskipun tidak menengok Facebook atau nggak baca koran. Jika tidak bisa dihindari, kembangkan kesadaran jika ada sebuah artikel e-hate detected. Tidak cuma di media sosial, bahkan media-media utama pun mulai menggunakan judul-judul yang provokatif. Padahal dulu ini milik “media lampu merah”.

Sebuah media tentu punya misi tertentu. Dan pasti berpihak. Entah berpihak kepada siapa. Pemilihan topik, penggunaan kata-kata dalam judul, angle dan semua hal, porosnya adalah misi dan keberpihakan ini. Jadi, tidak ada media yang tidak berpihak.

Rumors are carried by haters, spread by fools, and accepted by idiots.

Dan penutup renungan untuk yang muslim:

وَلاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَئَانُ قَوْمٍ عَلَى أَلاَّ تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Dan janganlahsekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah MahaMengetahuiapa yang akan kamu kerjakan. (QS. 5:8)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *