Ilham dan Gerakan Bawah Sadar

Mayoritas orang hidup ini digerakkan oleh gerakan bawah sadar. Kita bisa mandi, sambil menyanyi, sementara otak mikirin hutang yang nggak lunas-lunas. Pada saat garuk-garuk, juga pas dengan lokasi gatal, tanpa harus dilingkari dulu seperti mau main dart. Atau saat naik motor, juga mobil, seringkali pakai mode auto pilot. Jika setiap hari rutenya depok, buncit, kuningan, dan sore hari di rute yang sama. Maka di hari ke 5 mungkin, bisa nyetir sambil memikirkan kode-kode, tahu-tahu sampai di rumah. Itu satu.

Kedua tentang ilham. Ini bukan nama orang, bukan juga penceramah cilik yang atraktif di pildacil. Saat kita hendak memutuskan sesuatu, saraf akan bekerja. Neuron-neuron akan mengumpulkan fakta-fakta dari pengalaman sebelumnya, sebelum memberikan usulan kesimpulan. Kadang pula, sebelum neuron bekerja, keputusan sudah diambil oleh amigdala sebagai bagian dari bertahan hidup. Saat ada harimau di depan mata misalnya, otak nggak perlu mengolah dulu, langsung amigdala mengirimkan sinyal bahaya, lalu dalam sepersekian detik, memerintahkan kaki untuk mengambil langkah seribu.

Tapi seringkali, keputusan yang ada bukan dari hasil olahan neuron. Bukan pula hasil gerak reflek yang diperintahkan oleh amigdala. Dia seolah-olah muncul begitu saja. Tanpa dibungkus oleh frame-frame pengalaman pendukung. Bahkan ada seorang guru yang mengatakan, semua keputusan manusia berasal dari ilham. Meskipun neuron di otak menyimpan pengalaman-pengalaman sebagai pembanding dalam mengambil keputusan, tapi tetap saja keputusan yang diambil adalah ilham. Ia merupakan sesuatu yang misterius, yang seolah dibisikkan. Seperti ada yang mengajari.

Masalahnya siapa yang membisikkan? Apakah seperti malaikat yang terbang di pundak kanan kiri kita? Seperti film-film itu?

Jika gerakan bawah sadar muncul tanpa kita sanggup mengaturnya, ilham bisa kita pola. Bisikan bisa difilter. Metode pengambilan keputusan bisa diframe ulang. Menurut guru yang bukunya saya baca, hanya ada dua bisikan yang berdesir di hati kita. Bisikan dari Tuhan, dan bisikan dari setan. Selalu saja hanya ada dua itu. Dari mana kita membedakannya? Menurut guru itu lagi, kita bisa mengetahuinya dengan latihan. Jika saat ilham itu datang kita ingat akan Tuhan (dzikrullah), maka kemungkinan besar itu bisikan Tuhan. Jika dalam keadaan lena (bisa jadi dalam konsentrasi kerjaan), maka itu bukanlah bisikan Tuhan.

Lalu? Artikel ini memang bukan artikel ilmiah. Ia hanyalah artikel. Biarlah kata-kata mengelana. Segala sesuatu tidak harus saling berhubungan (credit untuk Yanmarshus untuk quote terakhir).

3 tanggapan pada “Ilham dan Gerakan Bawah Sadar

  • November 19, 2007 pukul 7:17 am
    Permalink

    Postingan yang menarik

  • Desember 3, 2007 pukul 11:12 am
    Permalink

    Saya hanya penasarann apakah ini benar Sofyan yang dulu “kuliah” di USB-nya Pak Bastian. kalau Iya tolong di balas kalau tidak, ya ndak apa-apa, wong saya cuma penasaran aja kok.

    Terima kasih & salam kenal Yudi

  • Desember 4, 2007 pukul 10:03 pm
    Permalink

    pak Bastian? Bukan pak.. salam kenal kembali..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *