Memiliki ‘state of mind‘ sebagai seorang pemimpin, tidaklah didapatkan oleh semua orang. Mungkin jika dijelaskan, orang akan mengerti. Tapi belum tentu paham. Apalagi memiliki ‘state of mind‘ yang menjadi awal gerak geriknya. Menurut Simon Sinek, salah satu perbedaan mendasar antara pemimpin yang menjadi inspirasi dan orang lain adalah mengetahui ‘why‘ atau kenapa, dan mengomunikasikannya, dan memperjuangkannya. Kelihatan klise? Enggak kok.
Orang-orang membeli sesuatu dari sang pemimpin pasar, adalah membeli ‘kenapa mereka membuat barang itu’ bukan barangnya itu sendiri. Barang, proses bisnis, adalah `apa`. Dia merupakan lapisan terluar dari lingkaran emas. Lingkaran terdalamnya adalah `mengapa`. Dan mengapa inilah yang selalu menjadi bahasa para pemimpin. Mereka menyampaikan mimpi-mimpinya, dan menarik orang-orang dengan mimpi yang sama. Dan jika mimpi itu berwujud menjadi sebuah produk, maka yang mereka beli adalah mimpinya, bukan produknya.
Anda bisa baca kisah tentang Sepatu Toms, atau Body Shop, atau tentu saja Apple. Mereka tidak cuma bermimpi, tapi mencari cara bagaimana mewujudkan mimpinya, dan membangun dalam bentuk yang real. They’re not just dreaming, but delivering.
Setelah saya baca lagi tulisan di atas, kayaknya seperti tulisan motivator yah 🙂 Terdengar klise, tapi memang begitulah adanya.