Jika keadaan mulai terasa sulit, dan kamu mulai mengeluh, itu kecengengan. Kalau kamu merasa berat, itu persepsi. Atau suasana hati yang dipengaruhi lingkungan. Bagaimana cara menjadi kuat dalam menghadapi kesulitan? Dengan berlatih. Kesulitan adalah makanan sehari-hari. Setiap kali kamu berdoa, ‘Tuhanku, janganlah beri aku jalan yang mudah dan lapang. Berikanlah aku jalan yang sulit dan terjal, dan berilah aku kekuatan untuk melewatinya.”
Dunia bukan milik orang-orang cengeng. Kesulitan akan menghadang dari mana saja. Depan. Belakang. Kiri, kanan. Sekali keluhan keluar dari ludahmu, seluruh otakmu akan bereaksi dan berpendapat bahwa masalah ini terlalu berat. Tapi jika kamu menatap matanya, mata kesulitan itu, tepat menembus jantungnya, kamu akan tahu, bahwa dia tidak cukup besar untuk menaklukkanmu. Bahwa kamu bisa mengatasinya.
Kamu kadang perlu katarsis – media atau tindakan untuk meluapkan emosi. Atau emosi yang mengganggu suasana jiwa, apapun itu. Emosi karena tertekan suatu masalah. Carilah katarsis-mu jika kamu kehilangan kendali. Namun perlu kamu sadari, bahwa semakin dalam suasana jiwamu terpengaruh oleh kondisi sekitarmu, maka kamu akan menjadi bulan-bulanan permasalahan. Kamu harus memiliki kuasa terhadap hatimu, sehingga suasananya, kamu yang menentukan, bukan sekitarmu. Kamulah penguasa tunggal dirimu sendiri. Bukan orang lain. Bukan kondisi sekitarmu.