Kebenaran adalah persesuaian antara pernyataan dengan kenyataan. Terlepas dari kenyataan kita yang seringkali bias.
Anda bisa dikatakan sudah memiliki keyakinan yang benar, ditandai dengan dua hal. Pertama, hidup Anda bermanfaat untuk orang lain. Akhlak Anda baik. Anda mengayomi seluruh alam. Bukan mengayomi satu golongan. Bukan mengayomi manusia. Tapi seluruh alam. Itu dari sisi sosial. Kedua, dari sisi Anda sendiri. Anda menemukan kedamaian. Meskipun tidak semua pertanyaan terjawab, tapi dari apa yang Anda lakukan setiap hari, Anda temukan kedamaian. Kedamaian yang muncul dari dalam diri sendiri. Bukan tergantung barang. Bukan tergantung keadaan.
Bias Konfirmasi
Salah satu bias pemikiran manusia yang paling sering terjadi adalah bias konfirmasi. Pertama kita mempercayai sesuatu, kemudian mencari kejadian-kejadian yang sesuai dengan kepercayaan kita. Bahkan secara otomatis, otak akan menyaring jika ada fakta yang tidak sesuai dengan kepercayaan kita, otomatis dilewati, atau ditolak. Jika ada yang sesuai, baru diterima.
Ini menimbulkan fanatisme. Dan fanatisme itu selalu salah, karena dia pasti didasari atas bias konfirmasi. Sudah salah, ngeyel, dan menyalahkan orang lain. Dari situ timbul konflik.
Jadi dalam kenyataannya tidak ada kebenaran tunggal, selama pikiran manusia tidak bisa keluar dari bias-bias dan kesalahan cara befikir (logical fallacy)
Kebenaran Berdasarkan Penglihatan
Kebenaran jenis lain adalah kebenaran berdasarkan penglihatan. Meskipun ini seringkali kalah oleh bias konfirmasi, tapi kebenaran ini lebih kuat. Seperti melihat dengan mata kepala sendiri. Bukan mata kepala reporter.
Tapi Anda tentu tidak lupa dengan ilusi tukang sulap. Kepandaian tukang sulap adalah menarik fokus mata Anda terhadap satu obyek, sehingga melupakan obyek lainnya. Yang terjadi adalah pandangan mata yang sudah dialihkan. Dan dimanipulasi. Namun sayangnya, Anda tetap yakin bahwa itu kebenarannya.
Kebenaran Berdasarkan Perasaan
Kebenaran dengan merasakan sendiri. Hal ini lebih kuat daripada benar yang terlihat oleh mata. Kadang saat melihat tukang sulap, meskipun mata melihat fakta A, tapi perasaan mengatakan bahwa itu manipulasi. Tipuan. Fakta yang benar adalah fakta B.
Kebenaran yang Sebenarnya
Ini adalah kebenaran yang berdiri sendiri. Manusia tidak mengakuipun dia tetap benar. Disangkal seluruh duniapun, akan benar. Tidak bergantung pada indera ataupun persepsi. Kebenaran macam apa ini? Bagaimana kita bisa menemukan kebenaran seperti ini?