Pada dasarnya tujuan hidup manusia adalah mencari keselamatan. Kebahagiaan dan kesehatan adalah manifestasi dari hidup yang selamat. Islam sendiri akar katanya selamat, artinya ia berisi panduan agar hidup selamat. Dia mengajari manusia untuk berharap, setiap hari diingatkan selama 17 kali, agar diberi jalan yang lurus dan selamat. Jika tercapai, hal lainnya otomatis mengikuti. Kebahagiaan. Kesehatan. Kesuksesan.
Keselamatan bisa didapat dengan menghindari kesalahan. Otak manusia lebih mengingat hal-hal yang salah daripada yang benar. Hal ini disimpan agar kelak di kemudian hari dapat terhindar daripadanya. Namun dengan banyaknya hal yang harus diperhatikan, seringkali orang mengabaikan kesalahannya, dan mengulanginya lagi. Tidak sempat baginya untuk berefleksi, karena setiap hari ada saja yang harus ia perhatikan. Akhirnya ia berputar-putar pada kesalahan yang dia buat dan tanpa sengaja ia abaikan terus. Dan terjadi lagi padanya.
Keslahan dihindari dengan mengetahui cara kerja alam. Ada seperangkat hukum sebab akibat. Namun ada juga keacakan. Ada hukum sebab akibat dengan tingkat kepastian 99.99%, 65%, 50%, 10% dan beragam lagi kadar kepastian sekaligus kadar keacakannya. Kadar sering disebut takdir. Orang yang terjatuh dari lantai 10, kadarnya dia meninggal. Meskipun ada keacakan tapi kecil. Orang yang memulai usaha, tingkat keberhasilannya mungkin 15%, tapi paling tidak lebih tinggi daripada 0% bagi orang yang tidak pernah memulai sama sekali.
Jadi kesimpulannya, orang untuk bisa selamat harus menghindari kesalahan. Kesalahan bisa dihindari dengan mempelajari cara kerja alam. Sumbernya dari pengalaman orang lain, pengalaman diri sendiri, ajaran agama, dan mengolah pikiran mencari sambungan-sambungan, menakar kadar sebab akibat. Artinya untuk selamat, orang harus terus menerus belajar mengenali dirinya sendiri dan alam sekitarnya.