Cerita ini saya adopsi dari komik Karung Mutiara Al Ghazali.
Seorang lelaki berteman dengan Nabi Isa bin Maryam.
“Aku bersamamu dan menemanimu,” sabda Nabi Isa. Lalu mereka berjalan hingga tiba di sebuah sungai. Merekapun duduk untuk sarapan.
Mereka mempunyai tiga roti, tapi hanya ada dua yang dimakan, sementara roti ketiga masih utuh. Nabi Isa menuju sungai untuk minum. Sekembalinya dari sungai, beliau tidak menemukan roti ketiga.
“Siapa yang mengambil roti?”, tanya nabi Isa.
“Aku tak tahu,” jawab temannya sambil menggeleng.
Mereka lalu berjalan lagi. Di tengah hutan, tampak seekor kijang betina dan dua ekor anaknya. Nabi Isa membawa satu anak kijang dan menyembelihnya. Mereka memanggang dan memakannya bersama. Setelah selesai makan, bersabdalah Nabi Isa.
“Berdirilah dengan ijin Allah..”
Maka anak kijang itu bangkit berdiri dan lari meninggalkan mereka.
“Aku bertanya kepadamu demi Dia yang memperlihatkan ayat ini kepadamu, siapa yang mengambil roti?”
“Tidak tahu”
Mereka melanjutkan perjalanan. Akhirnya sampailah mereka di sebuah hutan. Nabi isa mengambil pasir dengan kedua tangannya hingga penuh. Lalu beliau bersabda.
“Jadilah emas atas izin Allah”
Sekejap, pasir di tangan nabi Isa berubah menjadi emas. Beliau lalu membagi emas itu menjadi tiga bagian, dan kembali bertanya pada temannya.
“Sepertiga untukku, sepertiga untukmu, dan sepertiga untuk orang yang mengambil roti”
“akulah.. akulah..”, seketika temannya menukas, “akulah yang mengambil roti..”
“Kalau begitu semua emas ini untukmu”, jawab nabi Isa sambil berlalu meninggalkannya.
Beberapa saat kemudian dua orang lelaki mendekati.
“Kita bunuh dia dan ambil emasnya”, ucap lelaki pertama. Tapi si pemilik emas punya akal.
“Emas ini kita bagi bertiga ya? Oke?”
“Oke.. oke..” Mereka setuju. Dalam sekejap ketiganya terlibat dalam pembicaraan yang ramah.
“Wah lapar nih..”, kata salah seorang dari dua laki-laki pendatang tadi.
“iya..iya aku juga”, jawab temannya
“Sama dong. Rasanya aku juga lapar..”, kata teman nabi Isa.
“Gimana kalau salah satu dari kalian membeli makanan di kampung?”, usulnya.
Salah satu dari dua laki-laki pendatang tadi setuju untuk berangkat. Tapi di tengah jalan ia berfikir.
“Untuk apa aku berbagi emas dengan mereka?”, ia berfikir. “Hmm.. iya.. racun.. saya akan meracuni makanannya..”.
Sementara itu di lain tempat..
“Untuk apa kita memberikan bagian kepada dia? Kita bagi saja emas ini berdua”, ujar orang pertama. Teman nabi isa membisikkan sesuatu, dan orang tersebut manggut-manggut. Keduanya tersenyum seolah menemukan ide yang paling brilian di muka bumi.
Tak berapa lama, si pencari makan datang membawa bungkusan makanannya. Tapi sebelum ia sempat berbicara, pedang orang pertama menebasnya hingga tewas. Lalu keduanya mengubur pencari makan tadi.
“Demi suksesnya rencana kita, mari kita rayakan dengan makan bersama..”
“Oo mari..”
“Sepertinya makanan ini rasanya agak aneh..”
“Hmm iya ya..”
Tak lama mulut mereka berbusa dan muka membiru. Lalu mereka berduapun mati karena racun dalam makanan itu. Bersabda Nabi Isa.
“Itulah dunia, maka berhati-hatilah kalian terhadapnya”.
assalaamu’alaikum mas yan
masih inget ana ama suami nggak nih?? terakhir ketemu di nikahannya mas yan yah….masih di depok??? atau menghilang ke rimba lainnya…masih suka ketemu ama ghudel? atau hilal, mas yatno en mas faisal nggak? aku ama oni silaturahim ke rumah hilal desember kemarin..ketemu sama opick en nur juga…hilal en opick tetanggaan
Wassalam
Dian.. pa kabar? Gimana Oni? hmm sudah tiga yahh.. kebalap kita. Kalau aryo masih beberapa kali ketemu hehe.. Hilal mas Yatno dan Mas Faisal, asli kehilangan jejak…. Mudah-mudahan nyambung lagi ya..