Kerangka waktu, sebagaimana waktu, adalah hal sangat penting yang luput dari perhatian banyak orang. Termasuk saya dan Anda. Kerangka waktu adalah lama waktu yang digunakan seseorang dalam memandang dunianya. Ada manusia saat ini. Artinya waktu yang berarti adalah saat ini. Harus dicari kesenangan dan kebahagiaan saat ini. Ada manusia 1 hari. Mikirnya adalah hari ini. Besok pikir besok. Ada manusia satu minggu. Ada manusia satu bulan. Ada manusia sepuluh tahun. Ada manusia tiga ratus tahun. Kerangka waktunya mempertimbangkan kehidupan tiga ratus tahun ke depan.
Kerangka Waktu Panjang
Rata-rata orang besar memiliki kerangka waktu yang panjang. Mereka berfikir dan bertindak untuk sepuluh, tigapuluh bahkan seratus tahun ke depan. Konon keluarga Rothschild berpikir dalam kerangka tujuh generasi. Kerangka fikir yang diikuti oleh Mochtar Riady, pendiri Lippo. Atau Jeff Bezos punya kerangka waktu tiga puluh tahunan (untuk Amazon) atau ratusan tahun (untuk Blue Origin).
Dalam beberapa ratus tahun ke depan, sumber energi berbasis fosil akan habis. Hanya mengandalkan sinar matahari (solar system). Tapi menurut perhitungan, meskipun seluruh bumi dilapisi panel solar sebagai sumber energi, tidak akan pernah cukup. Karena itulah Elon Musk meluncurkan SpaceX, agar perjalanan ke luar angkasa bisa lebih murah. Sehingga bumi bukan merupakan satu-satunya alternatif tempat tinggal karena kelangkaan energi di masa depan.
Blue Origin juga memiliki mimpi yang sama. Pelan-pelan Bezos ingin membangun transportasi antar planet, agar murah dan bisa terjangkau oleh masyarakat umum. Pendekatannya adalah Gradatim Ferociter, sedikit demi sedikit dengan anggun. Pertama mereka akan mendekati sub orbit, kemudian orbit. Hingga sampai ke bulan.
Bagaimana mungkin hal-hal tersebut bisa dipikirkan orang-orang seperti Elon Musk atau Jeff Bezoz? Ini karena mereka mempunyai kerangka waktu panjang, hingga ratusan tahun. Orang menyebutnya mimpi basah siang bolong. Utopia yang hidup dalam mimpinya. Tapi kenyataannya mereka membuatnya, sedikit demi sedikit. Dan dunia memang diubah oleh orang-orang yang bermimpi mengubahnya.
Kerangka Waktu dan Kesuksesan
Apakah orang yang memiliki kerangka waktu panjang adalah orang gagal? Sebaliknya hampir semua orang sukses (dalam apapun definisi suksesnya) memiliki kerangka waktu yang panjang. Cakrawalanya luas. Apa yang terjadi Amazon saat ini, bisa jadi sudah dipikirkan oleh Jef Bezos sepuluh tahun lalu. Pernah Jef Bezos diberi selamat karena penghasilan kwartal Amazon sangat mencengangkan. Apa jawaban Bezos? ‘Anda menyelamati saya atas apa yang saya pikirkan empat tahun lalu’.
Orang-orang dengan kerangka waktu panjang, tidak pernah memandang kegagalan saat ini sebagai satu kegagalan. Bahkan kegagalan itu dibutuhkan untuk iterasi berikutnya agar bisa melakukan dengan lebih baik lagi. Kegagalan adalah sebagian dari kewajiban, dan membangun antifragility. Jef Bezos membuat inovasinya dengan kerangka sekitar 5-7 tahun, hal yang tidak dilakukan oleh perusahaan lain.
Manusia Terbiasa Kerangka Waktu Pendek
Persepsi tentang waktu di otak dikendalikan oleh beberapa bagian secara kompleks yang terdiri dari cerebral cortex, cerebellum dan bangsal ganglia (jangan diklik linknya karena teknis banget. Saya juga cuma paham sedikit, kecuali memang Anda seorang neuroscientist). Secara singkat manusia mempersepsikan waktu secara berbeda-beda, bahkan emosipun berpengaruh atas persepsi terhadap waktu.
Pernah mengalami kan, saat berwisata menyenangkan, waktu berlalu begitu cepat. Persepsi tentang waktu ini berkaitan dengan emosi, dan aliran kegiatan yang dialami saat ini. Itulah sebabnya, akan sulit bagi banyak orang untuk menggambar dalam pikirannya kerangka waktu yang lebih lama, seperti puluhan tahun bahkan ratusan tahun.
Karena berkaitan dengan emosi, manusia cenderung memilih dan memikirkan hal-hal yang memberikan hasil dalam jangka waktu pendek. Langsung bertindak, langsung kelihatan hasilnya. Langsung memperoleh reward, memberikan stimulan di otak, sehingga kebanyakan aktifitasnya didasarkan dalam kerangka waktu pendek. Dia tidak dirancang untuk memiliki kesabaran memperoleh hasil selama puluhan tahun. Artinya, memiliki kerangka waktu panjang ini butuh latihan dan latihan.
Saat memutuskan mau menikah atau menerima pekerjaan, apakah Anda berpikir 10-20 tahun ke depan? Saya rasa tidak. Yang penting hari ini, bulan ini dapat gajian. Atau dalam konteks menikah, adalah kebahagiaan sekarang, paling lama 3 tahun ke depan. Jarang yang berfikir hingga 10 tahun ke depan.
Clay Christensen pernah menceritakan kisahnya dalam pidato di Tedx Talk Boston. Setelah lulus, lima tahun kemudian mereka reuni. Semua berbahagia dengan pasangannya, menikah, punya pasangan yang menarik dan hidup bahagia. Lalu saat berlalunya waktu, kondisi menjadi sulit. Beberapa bercerai, beberapa kena tipu, jatuh miskin bahkan terpisah dari anaknya. Menurut profesor Clay, hal itu karena mereka berfikir dalam kerangka waktu pendek. Langsung dapat hasil dan merasakan kepuasan dengan segera. Langsung bisa ditunjukkan kepada orang lain.
Jika ditarik lebih luas, banyak perusahaan dijalankan oleh orang-orang dengan kerangka waktu pendek. Keuntungan bulan ini. Kentungan kwartal ini. Semua energi diarahkan pada tujuan-tujuan jangka pendek. Akhirnya hanya sedikit perusahaan yang bertahan.
Bagaimana Melatih Kerangka Waktu Panjang?
Sebagaimana tulisan sebelumnya, kerangka waktu panjang bukanlah hal yang dimiliki seseorang. Ia butuh latihan untuk bisa menjadi kebiasaan sehari-hari.
Sebisa mungkin lepaskan beban saat ini
Jika masih punya utang (siapa yang nggak punya), ayo lunasin hehe. Dan jangan berhutang lagi. Jangan buat diri Anda terikat dengan kekinian. Secara ekstrim Anda bisa hidup dengan cara minimalis. Tidak banyak perabot. Tidak banyak beban.
Mungkin sebagian dari Anda punya tanggung jawab yang lebih besar seperti keluarga, karyawan dan sebagainya. Atur sedemikian rupa supaya tanggung jawab Anda, sebisa mungkin, dapat terpenuhi tanpa kehadiran Anda. Transfer uang secara otomatis. Kewajiban Anda bisa minta tolong sama orang lain. Memang tidak bisa 100% seperti itu, tapi paling tidak Anda punya tujuan seperti itu.
Berpisah dari Sekitar
Saat ini dunia penuh dengan kekinian. Berita-berita di WA, portal internet, cuitan di twitter, posting di Facebook. Koran berita hari ini. Semua tentang saat ini. Semua tentang hari ini. Lepaskan itu sebisa mungkin. Minimalkan sekuat mungkin. Jika handphone anda punya banyak peringatan jika ada hal baru, matikan semua.
Lalu isi pikiran Anda dengan hal-hal yang bersifat mendalam. Seperti membaca buku dengan pembahasan yang lebih dalam. Atau berdiskusi, melihat video pada pembahasan hal-hal mendalam yang tetap relevan 10-20 tahun ke depan.
Benturkan Keputusan Anda dengan Kerangka Waktu
Kadang saya tergoda untuk membalas pesan-pesan di Whatsapp. Tapi saat saya bertanya, apa ini ada efeknya terhadap hidup saya 10 tahun mendatang (atau berapapun kerangka waktu panjang yang Anda miliki)? Jika tidak, maka saya tinggalkan. Atau saat berbuat sesuatu, apakah ini akan berefek dalam 10 tahun?
Kita tahu memang keacakan dan ketidakpastian ada di dunia ini, dan apa yang kita pikirkan selama 10 tahun ke depan, sangat bisa jadi tidak terjadi. Namun dengan melatih kerangka waktu lama, ada kemungkinan bahwa hal itu terjadi sesuai dengan yang Anda bayangkan.