Saya tidak pernah belajar Fisika Quantum. Baru tahu setelah membaca buku karangan Dr. Joe Dispenza. Saya baru tahu kalau komponen terkecil dari materi, termasuk tubuh saya, pohon, lautan, cairan kimia yang mendorong emosi saya dan Anda, adalah atom. Di dalam atom itu ada inti atom yang ukurannya sangat kecil. Kalau inti atom sebesar kacang, maka atom sebesar stadion. Di sekitar stadion, bertebaran elektron. Jadi inti atom bergerak dalam ‘ruang kosong’, meskipun tidak benar-benar kosong sesuai hukum kuantum karena adanya medan gaya di sana.
Dulu saya bayangkan komponen terkecil kita itu padat, dan mati seperti debu. Ternyata berupa medan energi, gaya tarik menarik dan gaya tolak. Yang sumbernya tidak muncul secara pasti, tapi secara probabilitas. Saya tidak ingin lebih jauh ke dalam pelajaran mekanika kuantum, tapi ingin menarik benang merah saja, berdasarkan karakter dari atom, penyusun utama kehidupan.
Kita semua berbahan dasar kekosongan, yang memiliki energi besar. Saya hidup harus terus bergerak.
Kemunculan inti atom dan elektron bersifat probabilistik dalam area tertentu. Hidup ini deterministik sekaligus probablistik. Saya harus melakukan sesuatu untuk, secara probablitas menghasilkan sesuatu. Dan untuk meningkatkan probabilitas hasil yang berbeda, saya harus melakukan hal yang berbeda.