Pragmatisme Dalam Politik

pragmatismeJupe mau nyalonin jadi wakil bupati Pacitan. Inul juga nyalonin. Dan banyak artis lain juga. Dan mereka mau nyalonin karena ada partai yang minta. Ini bukan masalah moral, atau bodoh pintar. Ini pragmatisme. Selama pilkada menyoblos foto, pemilih kemungkinan besar akan menyoblos wajah yang mereka sudah familiar. Tidak asing lagi. Jadi yang diuntungkan, selama sistemnya masih seperti ini, adalah artis. Kemampuan tidak penting. Yang penting menang dulu. Sudah banyak contohnya.

Tapi pragmatisme dalam politik itu apakah baik? Tentu tidak. Pragmatisme adalah bunuh diri politik dalam jangka panjang. Dalam marketing dikenal dengan positioning. Dimana sebuah produk memposisikan diri. Kalau merek Rinso juga mengeluarkan kecap, tentu akan membingungkan. Dan akhirnya ditinggalkan. Pragmatisme, membuat brand (entah itu orang ataupun partai), demi kepentingan sesaat, menggadaikan positioningnya. Ikut siapapun yang menang, meskipun secara ideologi, politiknya berseberangan. Mereka akan ditinggalkan.

Apa point dari tulisan ini? Tidak ada.. hanya rumble.. karena saya bukan politisi, apalagi pengamat politik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *