Kecanduan Media Sosial

Saya kecanduan gadget. Bukan ingin membeli gadget baru. Tapi setiap bangun tidur, yang pertama kali dipegang adalah blackberry. Mencari kabar di BBM. Mencari kabar di facebook. Mencari tulisan di twitter. Skroll ke bawah, skroll ke atas. Tidak ada apa-apa. Tapi rasanya puas setelah beberapa saat membaca-bacanya. Entah sepuluh menit. Dua puluh menit. Kadang, selesai mandi, tengok lagi kabar dari Internet. Macet. Menunggu. Seolah-olah ada yang kurang. Otak ini memaksa saya untuk membukanya tanpa bisa dikendalikan. Bahkan di kamar pun, sebelum tidur, reflek yang diambil gadget, membaca-baca hingga ngantuk.

Namun setelah saya fikir kembali, bukanlah gadget yang membuat saya kecanduan. Tapi apa yang ada di dalamnya. Media Sosial. Menurut Addiction Treatment Magazine, orang-orang yang terisolasi dari dunia nyata, lebih cenderung kecanduan dengan media sosial. Mereka mengandalkan teman-teman onlinenya, sebagai teman pengganti media yang ada. Sekali terlibat, eskalasinya cepat sekali. Aliran informasi, foto-foto dari kenalan terus berdatangan. Selain itu, media sosial juga memberikan jawaban saat seseorang sedang dalam kondisi tidak baik. Anda mungkin lihat, lebih banyak posting-posting yang bernada positif, pergi ke tempat-tempat, makanan, dan banyak hal yang menunjukkan hidupnya bahagia. Sebagai kamuflase terhadap kesulitan yang dihadapi sehari-hari.

Apa Kecanduan itu?
Kecanduan adalah perasaan yang harus dipenuhi agar diri menjadi tenang. Dia harus dipenuhi secara berulang-ulang, tidak hanya terhadap zat, tapi juga kegiatan. Perilaku ketergantungan terhadap hal yang disenangi. Seseorang biasanya secara otomatis melakukan hal yang disenangi tersebut. Jika dilakukan lebih dari lima kali dalam sehari, bisa dinamakan kecanduan. Seorang yang kecanduan biasanya merasa terhukum jika tidak melakukan perbuatannya.

Ada beberapa gejala kecanduan Internet/Media Sosial.

  1. Menghabiskan minimal 4 jam per hari menggunakan media sosial
  2. Membawa smartphone atau gadget lain yang bisa Internet ke kamar mandi
  3. Mengecek media sosial saat bangun tidur atau sebelum tidur
  4. Membatalkan lebih banyak acara keluarga, teman atau rekan kerja
  5. Merasa tidak enak/sakit saat tidak tersambung ke Internet atau media sosial

Menurut Profesor Psikologi UI, Hamdi Muluk kecanduan media sosial dianggap sebagai ganguan patologis yang harus disembuhkan.  Jika waktu yang digunakan untuk media sosial di atas kewajaran, dan mengganggu kegiatan sehari-hari – mengganggu pekerjaan, melupakan makan, mengurangi jam tidur, dan membuat mereka tidak pernah istirahat, cemas jika tidak tersambung media sosial, maka itu bisa disebut gangguan patologis.

Bagaimana mengatasinya. Anda yang tahu. Banyak orang tidak sadar bahwa ini kecanduan yang harus diatasi. Biasanya orang-orang disekitarnyalah yang menyadari. Paling nggak, jika mengidapnya, Anda dan saya, menyadari bahwa ini adalah kecanduan yang harus diatasi. (foto: sajshirazi.com)

Satu tanggapan pada “Kecanduan Media Sosial

  • September 4, 2014 pukul 7:51 pm
    Permalink

    Alhamdulillah, saya termasuk. Hehehe. Kecanduan parah, tapi tetap, alhamdulillah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *