Belanja Waktu

Saya membaca how to live in 24 hours. Itu buku ditulis tahun 1920-an, oleh orang Inggris. Saya lupa namanya karena bukunya jauh dari tempat saya menulis ini. Kita selalu berpikir, bagaimana cara menghemat rupiah dengan menekan pengeluaran. Menambah pendapatan dengan usaha-usaha tambahan. Tapi jarang sekali kita memikirkan bagaimana menghemat waktu kita? Bagaimana menambah waktu kita?

Yang jelas waktu tidak akan bisa bertambah. Setiap hari, setiap makhluk hidup memperoleh jatah sama. 24 jam. Tinggal gimana cara menghemat apa yang kita kerjakan, sehingga lebih banyak waktu untuk kita sendiri. Ini bukan berarti tidak melakukan apa-apa, karena berdiam diri sama saja melihat waktu kita menguap, hilang tanpa sempat kita membelanjakannya.

Bagaimana cara menggunakan 24 jam dengan baik? Buku itu memang tidak memberi petunjuk pasti. Dia bilang, lakukan saja. Seperti sudah dipinggir kolam renang, tidak perlu berpikir panjang untuk melompat. Lompat saja. Tidak ada kasus umum tentang bagaimana cara menggunakan 24 jam itu dengan baik. Setiap orang khusus. Setiap orang, dengan latar belakang, lingkungan, budaya dan kepercayaannya memiliki keunikan apa yang dianggap paling penting. Kunci globalnya, cari apa yang paling penting untuk Anda, dan sisihkan waktu sebanyak-banyaknya untuk itu.

Apakah nonton film seharian atau rebahan bisa dianggap paling penting? Itu kegiatan orang tidak punya tujuan. Seperti seseorang yang ingin naik haji (dalam konteks tahun 20-an), mungkin akan berakhir meninggal di laut, terdampar di pulau, kehausan di padang pasir, atau akhirnya tiba di Mekkah dan menyelesaikan hajinya kembali pulang. Tapi, sakitnya orang yang terdampar di pulau dalam perjalanan ke Mekah, jauh lebih sakit orang yang seumur hidupnya tidak pernah meninggalkan Brixton. Jadi dalam kesimpulan saya, menentukan tujuan itu sama pentingnya dengan menghabiskan waktu 24 jam dengan baik. 24 jam akan terbuang sia-sia jika tidak punya tujuan.

Lalu adakah tips menggunakan 24 jam itu? Kita bisa adopsi tips akuntansi yang memecah biaya ke dalam pos-pos tertentu. Pos itu tentu saja adalah representasi dari tujuan kita. Misalnya pos proyek keluarga, pos proyek A, pos kemasyarakatan. Atau pos apa saja yang bisa Anda pikirkan. Lalu setiap pos kita berikan bagian dari 24 jam kita. Pos tidur 6 jam. Pos keluarga 4 jam. Dan seterusnya. Semakin kita konsisten semakin baik terhadap penggunaan pos-pos tersebut. Tapi kita manusia tempat emosi dan lupa. Paling tidak, Anda punya gambar besar bagaimana memanfaatkan 24 jam Anda sehari, dan berusaha membelanjakannya sesuai rencana. Itu cukup untuk semua orang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *